****
Setibanya di lokasi konstruksi, aku dan rekan-rekanku, si besi beton, berbaris rapi di samping tumpukan material lain. Kami siap menjalani tugas yang berat: menjadi kerangka utama dari bangunan yang akan berdiri di atas tanah ini. Sinar matahari yang terik dan angin kencang di sekitar lokasi tak mengurangi semangatku. Dalam hati, aku tahu, hari ini adalah langkah pertama menuju peranku yang sesungguhnya.
Langkah pertama yang kami jalani adalah penempatan dan pengaturan posisi. Para pekerja konstruksi sangat teliti. Mereka mengukur dan mengatur kami sesuai dengan desain yang telah dirancang oleh para insinyur. Bagi orang awam, mungkin hanya terlihat seperti tumpukan besi panjang yang acak, tapi sebenarnya setiap batang besi beton punya tempat dan fungsi tertentu. Setiap posisi telah diatur dengan cermat agar bangunan ini memiliki kekuatan yang merata dan mampu menahan beban yang akan dibawa oleh lantai, dinding, dan bahkan atapnya.
Pekerjaan pertama ini juga melibatkan pemotongan dan pembengkokan beberapa batang besi beton. Ya, sebagian dari kami harus dibengkokkan sesuai dengan kebutuhan desain—biasanya pada sudut-sudut tertentu untuk membentuk kolom, balok, atau bagian-bagian penghubung. Para pekerja menggunakan alat khusus, semacam mesin bending, untuk membentuk kami tanpa merusak struktur atau kekuatan kami. Meski dibengkokkan, aku tetap merasa kokoh karena itulah fungsi dan tujuan kami: fleksibel dalam bentuk, tetapi tetap kuat dalam ketahanan.
Kemudian, tibalah proses pengikatan. Para pekerja menggunakan kawat baja untuk mengikat kami satu sama lain, membuat struktur rangka yang saling terhubung. Proses ini dikenal sebagai penulangan, dan inilah yang akan memastikan bahwa kami, besi-besi beton, menjadi satu kesatuan yang kuat dan stabil. Aku merasakan bagaimana para pekerja dengan cekatan mengikat, melilit, dan memastikan setiap sambungan benar-benar kokoh. Tangan mereka sudah terbiasa melakukan pekerjaan ini dengan cepat dan tepat—sedikit kesalahan saja bisa membuat bangunan menjadi tidak stabil. Kerja keras mereka menjadikan kami lebih dari sekadar besi beton, kami menjadi tulang punggung yang tak tergantikan untuk struktur ini.
Kini, aku telah terikat dengan rekan-rekanku dalam kerangka yang siap untuk menerima langkah selanjutnya: pengecoran beton. Tubuh kami akan diselimuti oleh beton yang kuat dan padat. Di sinilah peran kami yang sesungguhnya mulai terlihat—bersatu dalam satu kesatuan yang tahan terhadap beban berat dan guncangan.
Menanti proses pengecoran, aku merasakan betapa penting dan krusialnya setiap langkah dalam proses ini. Aku siap, bersama dengan besi beton lainnya, menjadi bagian dari struktur yang kokoh dan kuat. Tetap ikuti ceritaku, karena kisahku sebagai besi beton baru saja dimulai!