TEKNIK STRUKTUR BANGUNAN DENGAN KONSTRUKSI BETON
Sifat dan Karakteristik Beton sebagai Material Bangunan
Material Penyusun Beton Bertulang
Konstruksi dan Detail Beton Bertulang : Detail Beton Bertulang
Aplikasi Konstruksi Beton bertulang
Persyaratan kekuatan beton bertulang untuk perancangan struktur
Persyaratan kekuatan beton bertulang untuk perancangan struktur
Konstruksi Balok dan plat beton bertulang
Perencanaan balok dan plat beton bertulang
A. Perencanaan Balok Terlentur Bertulang Tarik Saja
Dalam merencanakan balok lentur untuk nilai tertentu dari (fy) dan (f'c), kita harus menentukan dimensi lebar balok, tinggi balok, dan luas penampang tulangan. Kombinasi dari ketiga variabel ini menghasilkan berbagai kemungkinan kebutuhan kuat momen balok. Nilai (k), yang dikenal sebagai koefisien tahan dalam satuan Mpa, dapat ditemukan di tabel A-8 hingga A-37 dalam buku struktur beton bertulang karya Dipohusodo (1994).
Dengan menggunakan nilai (k), rumus umum (MR) menjadi:
Rumus ini memudahkan pendekatan analisis. Perencanaan balok persegi terlentur bertulang tarik saja secara praktis dapat menggunakan langkah-langkah berikut:
1. Tentukan Dimensi Balok:
- Gunakan rasio (d/b) berdasarkan hubungan empiris yang dapat diterima dan ekonomis. Sebagai perkiraan kasar, nilai rasio ini umumnya berada dalam rentang 1,5 – 2,2.
2. Hitung Koefisien Tahan ((k)):
- Temukan nilai (k) yang sesuai dengan kombinasi (fy) dan (f'c) dari tabel referensi.
3. Hitung Kuat Momen ((MR)):
- Gunakan rumus (MR) dengan menggantikan nilai (k), (b), dan (d) yang sudah ditentukan.
Langkah-langkah ini membantu dalam memperkirakan dimensi penampang balok saat kita belum mengetahui nilainya secara pasti.
Perkiraan dimensi balok dapat juga dutentukan berdasarkan menggunakan persyaratan tebal minimum balok dan plat satu arah menurut SNI 03-2847-2002, seperti pada tabel berikut
Tabel Tinggi balok minimum |
Jika penampang diketahui, dan akan menghitung As
1) Ubah beban atau momen yang bekerja menjadi beban atau momen rencana (Wu dan Mu ), termasuk berat sendiri.
2) Berdasarkan h yang diketahui, perkirakan d dengan menggunakan hubungan d = h – 80 mm, kemudian hitung k yang diperlukan dengan rumus:
3) Cari rasio penulangan (tabel A-8 sampai A-37 dalam Dipohusodo, 1994)
4) Hitung As yang diperlukan, dimana As perlu = ρbd
5) Pilih batang tulangan yang akan dipasang dengan mempertimbangkan apakah tulangan tersebut dapat dipasang dalam satu lapisan pada balok. Tinjau kembali tinggi efektif aktual balok dan bandingkan dengan tinggi efektif dari hasil perhitungan. Jika tinggi efektif aktual lebih tinggi, maka rancangan tersebut aman. Namun, jika tinggi efektif aktual lebih rendah, rancangan tersebut tidak aman dan perlu dilakukan revisi perhitungan.
6) Buat sketsa rancangan
Merencana dimensi penampang dan As
1) Ubah beban dan momen menjadi beban rencana (Wu) dan momen rencana (Mu), termasuk mempertimbangkan berat sendiri balok. Tinggi dan lebar balok harus memenuhi persyaratan dan merupakan bilangan bulat. Pastikan untuk menggunakan faktor beban saat menghitung beban mati tambahan.
2) Pilih rasio penulangan (tabel A-4 dalam Dipohusodo, 1994).
3) Cari nilai k (tabel A-8 sampai A-37 dalam Dipohusodo, 1994).
4) Perkirakan b dan hitung d yang diperlukan. bk M d u perlu φ = jika d/b memenuhi syarat (1,5 – 2,2), dimensi dapat dipakai.
5) Perhitungkan h, kemudian hitung ulang berat balok dan bandingkan berat balok tersebut dengan berat balok yang sudah dimasukan dalam perhitungan.
6) Lakukan revisi hitungan dengan momen rencana Mu, dengan menggunakan hasil hitungan berat sendiri balok yang terakhir.
7) Dengan nilai b, k, dan yang baru, hitung dperlu
8) Hitung As yang diperlukan, dimana As perlu = ρbd
9) Pilih batang tulangan.
10) Tentukan h, bila perlu dengan pembulatan ke atas (dalam cm). Cek tinggi efektif aktual dibanding dengan rencana, jika lebih besar maka balok dalam keadaan aman.
11) Buat sketsa rancangan
Aplikasi Konstruksi Beton Bertulang
Selengkapnya mengenai Teknik Struktur Bangunan