Material Penyusun Beton Bertulang adalah artikel yang membahas tentang berbagai material yang digunakan dalam pembuatan beton bertulang. Beton bertulang merupakan salah satu jenis struktur yang terdiri dari campuran beton dan tulangan baja. Beton memiliki sifat mekanik yang kuat, sedangkan tulangan baja menyediakan stabilitas dan ketahanan struktur. Artikel ini menjelaskan berbagai jenis material yang digunakan dalam pembuatan beton bertulang. Material-material tersebut meliputi beton, pasir, agregat, semen, air, dan baja tulangan. Beton adalah material utama yang menyediakan ketahanan mekanik. Pasir dan agregat digunakan sebagai pengisi dan pengikat. Semen digunakan sebagai pengikat antara agregat dan pasir. Air digunakan untuk membuat beton menjadi lebih mudah dicampur dan dicetak. Baja tulangan digunakan untuk menambah kekuatan struktur. Artikel ini juga menjelaskan tentang berbagai jenis baja tulangan yang tersedia, seperti baja tulangan kawat, baja tulangan ulir, dan baja tulangan berongga.
TEKNIK STRUKTUR BANGUNAN DENGAN KONSTRUKSI BETON
Beton adalah suatu komposit dari beberapa bahan batu-batuan yang
direkatkan oleh bahan-ikat. Beton dibentuk dari agregat campuran (halus
dan kasar) dan ditambah dengan pasta semen. Pada prinsipnya pasta
semen mengikat pasir dan bahan-bahan agregat lain (batu kerikil, basalt dan
sebagainya). Rongga di antara bahan-bahan kasar diisi oleh bahan-bahan
halus. Hal ini memberi gambaran bahwa harus ada perbandingan optimal
antara agregat campuran yang bentuknya berbeda-beda agar pembentukan
beton dapat dimanfaatkan oleh seluruh material.
Material penyusun beton secara umum dibedakan atas:
− semen: bahan pengikat hidrolik,
− agregat campuran: bahan batu-batuan yang netral (tidak bereaksi)
dan merupakan bentuk sebagian besar beton (misalnya: pasir,
kerikil, batu-pecah, basalt);
− air
− bahan tambahan (admixtures) bahan kimia tambahan yang
ditambahkan ke dalam spesi-beton dan/atau beton untuk mengubah
sifat beton yang dihasilkan (misalnya; 'accelerator', 'retarder' dan
sebagainya
Sedangkan produk campuran tersebut dibedakan atas:
− batuan-semen: campuran antara semen dan air (pasta semen) yang
mengeras
− spesi-mortar: campuran antara semen, agregat halus dan air yang
belum mengeras;
− mortar: campuran antara semen, agregat halus dan air yang telah
mengeras;
− spesi-beton: campuran antara semen, agregat campuran (halus dan
kasar) dan air yang belum mengeras;
− beton: campuran antara semen, agregat campuran dan air yang
telah mengeras;
Semen
Semen dipakai sebagai pengikat sekelompok bahan-ikat hidrolik
untuk pembuatan beton. Hidrolik berarti bahwa semen bereaksi dengan air
dan membentuk suatu batuan massa, suatu produksi keras (batuan-semen)
yang kedap air.
Semen adalah suatu hasil produksi yang dibuat di pabrik-semen.
Pabrik-pabrik semen memproduksi bermacam-macam jenis semen dengan
sifat-sifat dan karaktefistik yang berlainan.
Semen dibedakan dalam dua kelompok utama yakni:
− semen dari bahan klinker-semen-Portland
o semen Portland,
o semen Portland abu terbang,
o semen Portland berkadar besi,
o semen tanur-tinggi ('Hoogovencement'),
o semen Portland tras/puzzolan,
o semen Portland putih.
− semen-semen lain
o aluminium semen,
o semen bersulfat
Perbedaan di atas berdasarkan karakter dari reaksi pengerasan
kimiawi. Semen-semen dari kelompok-1, diantara yang satu dan yang lain
tidak saling bereaksi (membentuk persenyawaan lain). Semen kelompok-2
bila saling dicampur atau bercampur dengan kelompok-1 akan membentuk
suatu persenyawaan baru. Hal ini berarti semen dari kelompok-2 tidak boleh
dicampur. Semen portland dan semen portland abu-terbang adalah semen
yang umum dipakai di Indonesia.
Semen dan air saling bereaksi, persenyawaan ini dinamakan
hidratasi sedangkan hasil yang terbentuk disebut hidrasi-semen. Proses
reaksi berlangsung sangat cepat. Kecepatan yang mempengaruhi waktu
pengikatan adalah:
− kehalusan semen
− faktor air-semen
− temperatur.
Kehalusan penggilingan semen mempengaruhi kecepatan
pengikatan. Kehalusan penggilingan dinamakan penampang spesifik
(adalah total diameter penampang semen). Jika seluruh permukaan
penampang lebih besar, maka semen akan memperluas bidang kontak
(persinggungan) dengan air yang semakin besar. Lebih besar bidang
persinggungannya semakin cepat kecepatan bereaksinya, Karena itu
kekuatan awal dari semen-semen yang lebih halus (penampang spesifik
besar) akan lebih tinggi, sehingga pengaruh kekuatan-akhir berkurang.
Ketika semen dan air bereaksi timbul panas, panas ini dinamakan
panas-hidratasi. Jumlah panas yang dibentuk antara lain tergantung dari
jenis semen yang dipakai dan kehalusan penggilingan. Dalam pelaksanaan,
perkembangan panas ini dapat membentuk suatu masalah yakni retakan
yang teijadi ketika pendinginan. Pada beberapa struktur beton retakan ini
tidak diinginkan. Terutama pada struktur beton mutu tinggi pembentukan
panas ini sangat besar. Panas hidratasi pada suatu struktur beton dapat
ditentukan dan untuk beberapa pemakaian semen yang lain, dalam masa
pelaksanaannya harus dilakukan dengan pendinginan. Aspek lain yang
besar pengaruhnya terhadap pembentukan panas hidratasi adalah faktor
air-semen.
Faktor air semen (FAS) adalah perbandingan antara berat air dan
berat semen:
berat air
F.A.S = ----------------------------------
berat semen
Misalkan:
F.A.S = 0,5; bila digunakan semen 350 [kg/m3],
Maka banyaknya air = 350 x 0,5 = 175 [l/ m3]
Faktor air-semen yang rendah (kadar air sedikit) menyebabkan air di
antara bagian- bagian semen sedikit, sehingga jarak antara butiran butiran
semen pendek. Akibatnya massa semen menunjukkan lebih berkaitan,
karenanya kekuatan awal lebih dipengaruh dan batuan-semen mencapai
kepadatan tinggi.
Semen dapat mengikat air sekitar 40% dari beratnya; dengan kata
lain air sebanyak 0,4 kali berat semen telah cukup untuk membentuk seluruh
semen berhidrasi. Air yang berlebih tinggal dalam pori-pori. Beton normal
selalu bervolume pori-pori halus rata yang saling berhubungan, karena itu
disebut pori-pori kapiler. Bila spesi-beton ditambah ekstra air, maka
sebenanya hanya pori-porinya yang bertambah banyak. Akibatnya beton
lebih berpori-pori dan kekuatan serta masa pakainya berkurang.
Agregat
Agregat adalah bahan-bahan campuran-beton yang saling diikat oleh
perekat semen. Agregat yang umum dipakai adalah pasir, kerikil dan batubatu
pecah. Pemilihan agregat tergantung dari:
− syarat-syarat yang ditentukan beton
− persediaan di lokasi pembuatan beton
− perbandingan yang telah ditentukan antara biaya dan mutu
Dari pemakaian agregat spesifik, sifat-sifat beton dapat dipengaruhi.
Suatu pembagian yang sepintas lalu (kasar) dapat dilakukan sebagai
berikut:
− agregat normal (kuarsit, pasir, kerikil, basalt)
− agregat halus (puing-batu, terak-lahar, serbuk-batu/bims).
− agregat kasar (bariet, bijib-besi magnetiet dan limoniet).
Kecuali agregat alam dapat juga digunakan produk-aIami sinter atau
terbakar, beton gilas atau puing tembok batu-bata.
Umumnya pasir yang digali dari dasar sungai cocok digunakan untuk
pembuatan beton. Produksi penggalian pasir dan kerikil akan dipisahpisahkan
dengan ayakan dalam 3 kelompok yaitu:
− kerikil kasar (lebih besar dari 30 mm)
− kerikil beton (dari 5 mm sampai 30 mm)
− pasir beton (lebih kecil dari 5 mm).
Dua kelompok terakhir adalah yang cocok (atau dengan mencampurkannya
hingga cocok) untuk pembuatan beton. Dari kelompok pertama dapat
dipecahkan agar dapat digunakan.
Di samping bahan agregat diperoleh dari galian alami (hampir
langsung dapat digunakan untuk beton), dapat juga didapatkan dengan
pemecahan formasi batuan tertentu dengan mesin pecah batu (stone
crusher) sampai berbentuk batu-pecah dengan kasar yang berbeda-beda.
Pemecahan ini dilakukan dalam tingkatan yang berbeda-beda. Dari jenis
bongkah-bongkah yang cocok seperti basalt, granit dan kuarsit akan
diledakkan dahulu sampai berupa batu-batu gumpalan. Kemudian gumpalan
ini dimasukkan ke dalam mesin pecah batu secara mekanis atau dengan
tangan dan dipecahkan sampai mendapat bentuk yang diinginkan.
Umumnya bentuk-bentuk yang didapatkan berupa butir-butir ukuran 7 mm
sampai 50 mm yang nantinya ditambah dengan bahan-bahan antara 5 mm
sampai 10 mm.
Air
Karena pengerasan beton berdasarkan reaksi antara semen dan air,
maka sangat perlu diperiksa apakah air yang akan digunakan memenuhi
syarat-syarat tertentu. Air tawar yang dapat diminum, tanpa diragukan boleh
dipakai. Bila tidak terdapat air minum disarankan untuk mengamati apakah
air yang digunakan tersebut tidak mengandung bahan-bahan yang merusak
beton/baja.
Pertama-tama yang harus diperhatikan adalah kejernihan air tawar,
apabila ada berberapa kotoran yang terapung, maka air tidak boleh dipakai.
Di samping pemeriksaan visual, harus juga diamati apakah air itu tidak
mengandung bahan-bahan perusak, contohnya: fosfat, minyak, asam, alkali,
bahan-bahan organis atau garam-garam. Penelitian semacam ini harus
dilakukan di laboratorium kimia. Selain air dibutuhkan untuk reaksi
pengikatan, dipakai pula sebagai perawatan-sesudah beton dituang. Suatu
metode perawatan selanjutnya dengan cara membasahi terus-menerus atau
beton yang baru direndam air.
Air ini pun harus mernenuhi syarat-syarat yang lebih tinggi daripada
air untuk pembuatan beton. Misalkan air untuk perawatan selanjutnya
keasaman tidak boleh memilik kadar pHnya > 6, juga tidak dibolehkan terlalu
sedikit mengandung kapur.
Bahan kimia tambahan
Bahan kimia tambahan (admixtures) suatu bahan produksi di
samping bahan semen, agregat campuran dan air, yang juga dicampurkan
dalam campuran spesi-beton. Tujuan dari penambahan bahan kirma ini
adalah untuk memperbaiki sifat-sifat tertentu dari campuran beton lunak dan
keras. Takaran bahan kimia tambahan ini sangat sedikit dibandingkan
dengan bahan utarna hingga takaran bahan ini dapat diabaikan. Bahan
kimia tambahan tidak dapat mengoreksi komposisi spesi-beton yang buruk.
Karenanya harus diusahakan komposisi beton seoptimal mungkin dengan
bahan-bahan dasar yang cocok.
Dari macam-macarn bahan kimia tambahan yang ada harus
diadakan percobaan awal terlebih dahulu derni kepentingan apakah
takarannya memenuhi sifat-sifat yang dituju. Beberapa bahan tambahan
mungkin mempunyai garis-garis besar atau norma yang menentukan
pemakaiannya. Suatu pemakaian dari bahan kimia tambahan yang penting
adalah untuk menghambat pengikatan serta meninggikan konsistensinya
tanpa pertambahan air. Oleh karena itu, spesi mudah diangkut serta
mempertinggi kelecakan agar pada bentuk-bentuk bekisting yang sulit pun
dapat terisi pula dengan baik.
Bahan kimia tambahan yang umum dipakai adalah:
− super-plasticizer, untuk mempertinggi kelecakan (zona konsistensi
dipertinggi), mengurangi jumlah air pencampur;
− pembentuk gelembung udara meninggikan sifat kedap air,
meninggikan kelecakannya;
− 'retarder', memperlambat awal pengikatan atau pengerasan,
memperpanjang waktu pengerjaan; digunakan pada siar ccr,
membatasi panas hidratasi (struktur tingkat berat);
− bahan warna, untuk memberi warna permukaan.
Tulangan
Selengkapnya: TEKNIK STRUKTUR BANGUNAN